Ziarah Wali Songo

ziarah walisongo pon pes nurul ihsan tahun 2017.

Aula Nurul Ihsan

Alhamdulillah berkat dukuan semua kalangan proses pembuatan Aula Nurul Ihsan telah Mencapai 90%.

Suasana Sarapan Pagi

Suasana sarapan pagi Rombongan ziaroh pondok pesantren Nurul .

Beladiri Cimande

Santri Putra mengikuti latihan bela diri Cimande.

17 Agustus

Para santri berangkat guna melaksanakan Upacara Hari kemerdekaan.

Tampilkan postingan dengan label PPNIjunior. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PPNIjunior. Tampilkan semua postingan

Selasa, 16 April 2019

Segerakan bertobat,karena Ampuan Alloh sangat luas




Tidak bisa dipungkiri bahwa manusia adalah tempatnya salah dan dosa.Manusia sebagai makhluk yang terkena beban taklifi (kewajiban) tidak akan luput dari kesalahan dalam ketaatan.

Lupa,lalai,berbuat dosa,kesalahan adalah tabiat manusia secak diciptakannya manusia pertama yaitu nabi Adam AS.


Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
 كل ابن آدم خطاء وخير الخطائين التوابون 
“Semua bani Adam adalah pelaku dosa, dan sebaik-baik pelaku dosa adalah mereka yang bertaubat”. (HR. Tirmidzi)

Allah –Ta’ala- telah menyerukan kepada manusia agar senantiasa bertobat setiap kali melakukan dosa dan jangan menunda-nundanya
 Aloh swt berfirman:
  وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءاً أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُوراً رَحِيماً 
 “Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. An Nisa’: 110)

Tobat berasal dari kata taba-yatubu yang berarti kembali.Menurt syar’i, tobat berarti kembali dari maksiat menuju taat kepada Alloh swt.
                       

Tobat yang paling besar adalah toba dari kekafira menuju keimanan ,berikutnya tobat dari dosa dosa besar, dan terakhir tobat dari dosa-dosa kecil.

Syarat tobat ada tiga

Pertama , tobat dilakukan dengan ikhlas untuk mendekatkan diri kepada Alloh,bukan karena ingin dipuji oe orang lain.

Kedua , menyesali dengan sepenuh hati perbuatan maksiat yang telah dilakukannya.

Ketiga , bersungguh-sungguh dalam tobatnya dan tidak mengulangi kesalahan yang lalu.Jika berkurang salah satu dari tiga syarat tersebut maka taubatnya tidak sah
                           
Tobat itu hukumnya wajib dari setiap dosa.Apabila kemaksiatannya ada hubungannya dengan manusia , maka syaratnya menjadi empat hal, tiga syarat di atas dan yang keempat adalah dengan membebaskan diri dari hak sesamanya, jika berupa harta atau yang serupa maka ia kembalikan kepadanya, jika berupa had tuduhan (keji) atau yang serupa maka dengan cara mempersilahkan kepadanya untuk membalas atau meminta maaf darinya, dan jika berupa ghibah maka meminta untuk dihalalkan darinya. Dan diwajibkan untuk bertaubat dari semua dosa, dan jika bertaubat hanya dari sebagian dosa maka taubatnya tetap sah –menurut pendapat yang benar- dari dosa yang ia bertaubat darinya, dan dosa lainnya (yang ia belum bertaubat darinya) maka tetap utuh”.

Atas dasar itulah maka jika semua syarat tersebut terpenuhi pada diri orang yang bertaubat, maka taubatnya lebih memungkinkan untuk diterima dengan izin Allah –Ta’ala-, dan tidak selayaknya setelah itu terganggu dengan perasaan was-was bahwa taubatnya tidak diterima; karena hal itu berasal dari syetan dan bertentangan dengan yang disampaikan oleh Allah –subhanah- dan diberitakan oleh Rasul-Nya –shallallahu ‘alaihi wa sallam- tentang penerimaan taubat jika pelakunya jujur dan ikhlas dalam taubatnya.


Sebagaimana Dia juga membuka pintu taubat kepada orang-orang munafik yang mereka itu lebih buruk dari orang-orang kafir yang menyatakan kekafirannya dengan nyata, seraya berfirman:
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرا * إِلا الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَاعْتَصَمُوا بِاللَّهِ وَأَخْلَصُوا دِينَهُمْ لِلَّهِ فَأُولَئِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ وَسَوْفَ يُؤْتِ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ أَجْراً عَظِيماً 
 “Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar”. (QS. An Nisa’: 145-146)
Dan dari Abu Hamzah Anas bin Malik Al Anshari –radhiyallahu ‘anhu- pembantu Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- berkata: “Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
  لله أفرح بتوبة عبده مِنْ أحدكم سقط عَلَى بعيره وقد أضله في أرض فلاة
 “Allah sangat bahagia dengan taubatnya hamba-Nya dari pada salah seorang dari kalian yang terjatuh dari ontanya dan kehilangan onta tersebut di tanah padang”. (Muttafaqun ‘Alaihi)
Dan di dalam riwayat Muslim: 2747 disebutkan:
  لله أشد فرحا بتوبة عبده حين يتوب إليه مِنْ أحدكم كان عَلَى راحلته بأرض فلاة فانفلتت مِنْه وعليها طعامه وشرابه ، فأيس منها فأتى شجرة فاضطجع في ظلها قد أيس مِنْ راحلته ، فبينما هو كذلك إذ هو بها قائمة عنده ، فأخذ بخطامها ثم قال مِنْ شدة الفرح : اللَّهم أنت عبدي وأنا ربك ، أخطأ مِنْ شدة الفرح  
Allah sangat bahagia dengan taubatnya hamba-Nya saat ia bertaubat kepada-Nya dari pada salah seorang dari kalian yang menaiki binatang tunggangannya di padang pasir, lalu binatang tersebut lepas termasuk persediaan makanan dan minumannya, lalu orang tersebut berputus asa untuk menemukannya, lalu ia mendekati sebuah pohon berbaring di bawah naungannya dalam kondisi putus asa untuk menemukan hewan tunggangannya, dalam kondisi seperti itulah tiba-tiba hewan tunggangannya berdiri di sebelahnya, seraya memegang tali kendalinya lalu berkata karena sangat merasa bahagia: “Ya Allah Engkau adalah hambaku, dan aku adalah tuhan-Mu”, ia melakukan kesalahan karena sangat bahagia”.
Dan dari Abu Musa Abdullah bin Qais Al Asy’ari –radhiyallahu ‘anhu- dari Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
  إن اللَّه تعالى يبسط يده بالليل ليتوب مسيء النهار ، ويبسط يده بالنهار ليتوب مسيء الليل حتى تطلع الشمس مِنْ مغربها 
“Sungguh Allah –Ta’ala- mengulurkan tangan-Nya pada malam hari agar pelaku kejahatan pada siang hari bertaubat, dan mengulurkan tangan-Nya pada siang hari agar pelaku kejahatan pada malam hari bertaubat sampai matahari terbit dari sebelah barat”. (HR. Muslim)
Dan dari Abu Abdirrahman bin Umar bin Khattab –radhiyallahu ‘anhu- dari Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
  إن اللَّه عَزَّ وَجَلَّ يقبل توبة العبد ما لم يغرغر 
“Sungguh Allah –‘Azza wa Jalla- menerima taubat seorang hamba selama nyawanya belum sampai tenggorokan”. (HR. Tirmidzi)
Keberkahan taubat itu bisa datang cepat atau lambat, nampak dan tidak nampak, pahala bertaubat adalah kesucian hati, terhapusnya keburukan, dilipat gandakannya kebaikan, Allah –Ta’ala- berfirman:
  يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحاً عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأَنْهَارُ يَوْمَ لا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ 
 “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS. At Tahrim: 8)
Pahala bertaubat juga berupa kehidupan yang baik yang dinaungi iman, qana’ah (kecukupan), ridho, tuma’ninah, ketenangan, lapang dada, Allah –Ta’ala- berfirman:
  وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعاً حَسَناً إِلَى أَجَلٍ مُسَمّىً وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ 
“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu, mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya”. (QS. Huud: 3)
Pahala bertaubat juga berupa turunnya keberkahan dari langit, keberkahan dari bumi juga nampak, luasnya harta dan banyaknya anak, berkah meraih hasil, badan sehat, terjaga dari banyak bencana, Allah –Ta’ala- berfirman tentang Huud –‘alaihis salam
  وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَاراً وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ
 “Dan (dia berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa." (QS. Huud: 52)

Jangan pernah berfikir bahwa Alloh tidak akan menerima tobat kita karena besar serta banyaknya dosa yang kita memiliki.Setiap orang yang bertaubat kepada Allah, maka Allah akan menerima taubatnya. Kelompok orang-orang yang bertaubat akan terus bergerak pada relnya menuju Allah tidak akan terputus sampai matahari terbit dari barat.

Dan bagi orang-orang yang bertobat dengan taubataasuha maka baginya seperti bayi yang baru keluar dari rahim ibunya yaitu suci.

Sabtu, 16 Maret 2019

Manfaat Ngaji kuping (jiping)





Ngaji kuping ....!! atau dikenal dengan istilah (jiping) sudah tak heran dan tak asing terdengar oleh kebanyakan orang, yang biasanya kejadian ini mayoritas di lakoni oleh kalangan ibu ibu pengajian.

mencari ilmu agama tidak hanya untuk kalangan para santri dan tidak juga harus di kawasan pesantren.

Mencari ilmu agama juga bisa dengan cara menghadiri majlis ilmu atau pun memanfaatkan fasilitas yang ada, seperti mendengarkan  pengajian, baik secara langsung datang kemajlis,mendengarkan lewat radio,atau bisa juga acara siaran televisi,tapi dengan catatan kita harus tetap berhati hati serta acara yang tepat.

Nah.. kira kira apa saja yang kita dapatka ketika kita ngaji kuping (alias hanya mendengarkan,tidak membawa kitab ataupu alat tulis).

Mungkin bagi sebagian orang "percuma"...tapi kita harus menepis jauh jauh kata "percuma", itu kenapa ? karena dengan ngaji kuping setidaknya itu merupakan usaha mendekatkan diri kepada Alloh dengan perantara orang alim sekaligus sebagai bentuk ikhtiyar kita dalam rangkan mencari ilmu agama.

Dalam syarah kitab Nasoihul 'ibad ,Abu laits pernah menyampaikan  "Barang siapa mendekatkan terhadap orang alim ,kendati  tidak mampu menyerap sedikitpu ilmunya, namun tetap memperoleh tujuh kemulian" ingin tahu apa saja tujuh kemuliaan itu ?


1.     Memperoleh keutamaan sebagai penuntut ilmu , tentu saja karena ini sudah di sabdakan oleh nabi saw. dalam hadis yang  di kutip dari kitab lubabul hadis Hal.5 , penerbit Al miftah Surabaya ,dalam kitab tersebut nabi bersabda yang artinya " Nabi bersabda kepada Ibnu Mas'ud Ra. "Wahai Ibnu Mas'ud duduknya kamu sesaat dimajls ilmu,sedangkan kamu tidak membawa pena  dan tidak mencatat satu huruf pun itu lebih baikdari pada memerdekakan 1000 budak, dan melihatnya kamu kewajah orang alim itu lebih baik dari 1000 kuda yang kamu sedekahkan di jalan Alloh Swt. dan salammu atas orang alim itu lebih baik dari pada ibadah seribu tahun".Dan dalam hadis yang dikutip dari kitab At-Targhib Hal.3 peneerbit karya Toha putera Semarang,NAbi saw. bersabda yan artiya "Adapu oran yamencari ilmu itu malaikat membeberka sayapnya (menaungi)  karena ridlo (senang) dengan apa yang ia cari.
2.     Telah menahan diri dari perbuatan dosa , tentu saja dengan kita pergi ke majlis ilmu , itu merupakan usaha kita untuk tidak terjerumus dalam jurang kemaksiatan , akan lain kejadiannya ketika kita pergi ketempat pergaulan di zaman moderen sekarang ini yang sangat rentan bagi kita untuk melakukan dosa, apalagibagi remaja yang masih labil dalam berperlaku, seperti mabuk, tawuran, buat onar, dan bahkan tak jarang terjadi tindak asusila akibat pergaulan bebas.Naudzubillahimindzalik....
3.     Memperoleh curahan rahmat dikala baru keluar dari rumah, Di sebutkan dalam hadis nabi yang di kutip dari kitab Lubabul HAdis Hal 6 , NAbi saw bersabda " barang siapa beranjak akan mencari ilmu, maka ia aka diampuni sebelum ia melangkahkan kakinya". subhanalloh belum juga melangkah sudah diampuni apalagi sudah melangkah. kita perhatikan lagi sabda nabi Nabi saw. brsabda "Barang siapa yang menempuh salan untuk menuntut ilmu, maka Alloh akan tutun dia kejalan menuju surga "(Hadis dikutip dari buku pendidikan Akhlak untuk pengajar dan pelajar terjemah kitab Adabul 'Alim wan Mutta'alim HAl 4, penerbit pustaka Tebu ireng.
4.      Dikala rahmat mencurah bagi forum pengajian maka iapu memperoleh bagian , subhanlloh...sebelum berangkat dapat keutamaan, ketika berangkat mendapat keutamaan , dan ketika sampai di pengajian dapat keutamaan lagi..masya Alloh memang engkau maha pemurah lagi maha penyayang Ya Rabb.
5.     Ia tercatat berbuat taat sepanjang mendengarkan (memperhatikan) pelajaran 
6.     Dikala intelegensinya tidak mampu memehami pelajaran maka ratapan itu menjadi pengantar menuju kehadirat Alloh Ta'ala , maksudnya tida semua orang memilki kecerdasan  yang sama dalam mempelajari suatu pelajaran, maka ketika diamerasa kurang mampu akan hal itu,ia aka kembalkan urusan paham kepada Alloh Ta'ala  ( tawakal ) dan ia akan merasa bahwa ia adala makhluk biasa dan mengakui bahwa Alloh lah yang maha kuasa atas segalanya.Dan memang tugasnya hanyalah belajar dan berusaha memahamiya , adapun ia paham atau tidaknya itu kehendak Aloh swt semata.
7.     Dan ia akan mengetahi kemuliaan orang alim bersama kehinan orang fasiq sehingga minatya cenderug menujuilmu dan hatnya menolak perbuatan fasiq.
Itulah tadi  keutamaan bagi orang yang mendekatkan diri pada ulama dan jiping (ngaji kuping ) pun tak jauh berbeda dari itu, jadi,sudah tidak ada lagi alasan untuk tidak menghadiri majlis ilmu atau pengajian dengan alasan bukan santri dan tidak memilki kitab atau pun alat tulis.karena kita masih bisa mendapakan keutamaan yang lain ketia kita menghadiri majlis ilmu atau pengajian

Semoga bermanfaat....!!!! dan dengan kita mengetahui keutamaan mencari ilmu,membuat kita lebih semangat lagi dalam mencari ilmu agama.


Jumat, 01 Maret 2019

Ketika Keimanan Seseorang di Uji Melalui Kesabarannya Menghadapi Cobaan


cobaan dan ujian merupakan suatu hal yang tidak pernah terpisahkan dalam kehidupan manusia.Selagi nafas manusia belum sampai pada kerongkongan, selama itu pula manusia akan di uji oleh dzat yang maha mengatur segalanya, ALLOH SWT.

Cobaan serta ujian yang Alloh berikan,tidak hanya berupa hal-hal buruk atau musibah yang tidak di senangi seperti kematian,bencana dan lain sebagainya.ujian juga bisa berupa kebaikan atau keberuntungan.

Apabila ujian atau cobaan itu beruapa musibah tujuanya adalah untuk menguji sikap dan keimanan manusia,apakah ia sabar dengan cobaan itu,dan apabila cobaan itu berupa kebaikan atau kesenangan maka tujuannya adalah untuk menguji sikap mental manusia,apakah ia mau bersyukur atas segala nikmat dan rahmat yang dilimpahkan Alloh kepadanya atau justru sebaliknya yaitu mengingkarinya.

 Jika seseorang bersikap sabar dan tawakal dalam menerima ujian serta bersyukur kepada Alloh atas kebaikan dan kenikmatan yang Alloh limpahkan,maka dia termasuk orang-orang yang memperoleh kemenangan,memiiki keimanan yang kuat dan mendapat keridhoan Alloh swt.

Namun sebaliknya apabila keluh kesah dan keimanannya rusak dalam menerima cobaaan ,atau lupa daratan ketika menerima rahmat NYA, sehingga ia tidak bersyukur maka ia masuk pada golongan orang yang merugi dan jauh dari ridho Alloh swt.

kesabaran merupakan kemampuan seseorang untuk mengendalikan diri dari hawa nafsunya, kesabaran hanya dimiliki oleh orang-orang yang memiliki kemampuan dan kekuatan iman,karena orang yang lemah imannya tidak akan mampu bersabar.

Ada banyak riwayat dan nash Al-Qur'an yang berbicara tentang kesabaran dengan berbagai macam jenisnya , seperti bersabar dengan mengendalikan diri agar tidak menuruti hawa nafsu,bersabar ketika melaksanakan berbagai perintah Allah swt. dan ketika meninggalkan larangan-NYA,bersabar dalam menghadapi musibah dan bersabar terhadap ketentuan takdir yang telah Alloh tetapkan ,bahkan ada suatu pendapat yang mengatakan bahwa kesabaran adalah salah satu faktor penyebab kemenangan dan keberhasilan seseorang.

Diceritakan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan dari Annas bin Malik Ra.

"Suatu hari rasululloh Saw berjalan melewati seorang wanita yang sedang menangis diatas sebuah kuburan yang merupakan kuburan anaknya yang masih kecil dan sangat di cintainya sehingga ia tidak bisa mengendalikan dirinya untukmenangis diatas kuburan anaknya.Tatkala rasululloh melihatnya,beliau menasihatnya agar selalu bertaqwa kepada Alloh dan bersabar.Sepontan wanita itu menjawab "menjauhlah dariku,sesunggnya kamu tidak di timpa musibah seperti diriku !" wanita itu tidak tahu bahwa yang menasehatinya adalah Rosululloh Saw .Kemudian ada orang yang memberitahukan bahwa yang menasehatinya adalah Rosullulloh akhirnya diapun menyesali perbuatannya dan segera menuju rumah Rosululloh ,dia tidak mendapati seorangpun yangbisa mencegahnya untuk masuk sehingga dia bisa masuk rumah rosululloh dengan mudah . diapun mengutarakan maksud kedatangannya bahwa dia datang untuk meminta maaf karna tidak mengetahui bahwa yang menasehatinya adalah rosullulloh SAW.kemudian rosululloh SAW bersabda ''kesabaran adalah pada saat di timpa musibah''.

(syaikh muhammad bin shaleh al utsaimin,kitab riyadussolihin juz 1,2008:105)



Sabtu, 16 Februari 2019

Manusia Diciptakan Dalam Bentuk Yang Sebaik baiknya




Manusia di ciptakan sebaik-baiknya makhluk ciptaan.

Alloh memuliakan bani Adam (manusia) dari makhluk-makhluk yang lain yakni ; Malaikat,jin,semua jenis hewan,tumbuhan.

Kelebihan manusia dari makhluk-makhluk yang lain berupa fisik maupun non fisik,sebagaimana firman Alloh :

"sungguh kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, kemudian kami mengembalikannya ketempat yang serendah rendahnya , kecuali orang orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan ; maka akan mendapatkan pahala yang tidak ada putus putusnya".


(QS,Attin,4-6).

Selain di beri panca indra yang sempurna,manusia juga di beri hati yang berfungsi untuk menimbang dan membuat keputusan.

"Dan Alloh mengeluarkan kamu dari peruut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun,dan dia memberimu pendengaran,penglihatan dan hati nurani agar kamu bersyukur"

(QS.An-nahl,16 : 78).

Manusia juga di beri kelebihan akal serta kemampuan untuk berfikir agar manusia dapat membedakan  perkara yang hak dan yang batil,tidak seperti binatang yang diberi nafsu ,Alloh memberi manusia akal agar manusia mampu berfikir untuk mengendalikan hawa nafsu,

meskipun demikian banyak manusia yang tidak menyadari ketinggian derajatnya  sehingga tidak menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya.

 manusia memiliki hati tetapi tidak di gunakan untuk memahami (ayat-ayat Alloh),mereka memiliki mata tetapi tidak di gunakan untuk melihat tanda tanda kebesaran Alloh,mereka memiliki telinga,tangan,kaki dan semuanya sering mereka pergunakan pada hal hal yang justru di larang oleh Alloh.

Jumat, 01 Februari 2019

10 keutamaan Ilmu Dibandingkan Harta, Kisah Perdebatan Sayidina Ali dan Kaum Khawarij




10 keutamaan Ilmu Dibandingkan Harta, Kisah Perdebatan Sahabat Ali dan Kaum Khawarij




 Dari Ibrahim dari Al qamah dari abdulloh bin mas’ud ra. Berkata Rosululloh saw bersabda : “Barang siapa yang mempelajari satu bab dari ilmu yang diambil manfaatnya di akhiratnya dan di dunianya , maka Alloh memberikan kebaikan kebaikan kepadanya lebih baik dari umur dunia tujuh tahun  yang siangnya dipuasai dan di shalati malamnya lagi diterima oleh Alloh  tidak tertolak.”



Dari Ibrahim dari al qamah  dari abdulloh ra. Berkata : Rosululloh saw bersabda “ Membaca Al –Qur’an adalah amal orang-orang yang tercukupi,shalat adalah amal orang-orang yang lemah,puasa adalah amal orang-orang yang faqir , tasbih adalah amalan para wanita, sedekah adalah amal orang-orang dermawan dan berfikir adalah amal orang-orang lemah. Maukah aku tunjukan kepadamu tentang ama orang-orang yang kuat ? “ Ditanyakan pada para sahabat  :  “Wahai Rosululloh apakah amal orang-orang yang kuat itu ? “ Rosululloh bersabda : “yaitu menuntut ilmu , karena ilmu adalah cahaya orang mu’min di dunia dan akhirat “.


Pada suatu ketika Rosululloh saw bersabda :

انا مدينة الم وعلي بابها

Artinya : “Aku adalah kota (gudang) ilmu ,sedangkan Ali adalah pintu gerbangnya “.




           Setelah mendengar sabda nabi tersebur , maka timbulah kedengkian kaum khawarij terhadap Sayidina Ali ra . Lalu mereka melakukan perundingan yang terdiri dari 10 orang pemuka kaum khawarij untuk mencoba menjajagi  kecerdikan dan ketangkasan Ali ra . mereka berkata “Mari kita tanyakan satu masalah saja kepada Ali,kita lihat bagaimana dia akan menjawabnya. Kalau satu masalah ini dijawab dengan jawaban yang tidak sama , maka benarlah dia benar-benar seorang ‘alim yang cerdik sebagaimana yang disabdakan oleh nabi saw. Tersebut”.

    Satu per satu Sepuluh orang itu terus menuju ketempat Ali ra.  Adapun satu masalah yang di tanyakan adalah :

يا علي , العلم افضل ا م المال ؟

Artinya :

       “wahai Ali, lebih utama mana ilmu dengan harta ?”.


         Demikian masalah yang ditanyakan , lalu mulailah bergantian satu persatu menanyakan.

Pertama
Khowarij   : “Lebih utama mana ilmu dengan harta?”.
Ali ra         :“Ilmu lebih utama dari pada harta. Sebab ilmu merupakan pusaka para nabi,                                           sedangkan harta adalah warisan fir’aun ,Qorun dan lainnya”

Kedua
Khowarij   : “Lebih utama mana ilmu dengan harta?”
Ali ra         : “Ilmu lebih utama dari pada harta, sebab ilmu dapat menjaga kamu, sedangkan harta,                            kamulah yang menjaganya”.

Ketiga
Khowarij   : “Lebih utama mana ilmu dengan harta?”.
Ali ra         : “Ilmu lebih utama dari pada harta. Sebab orang karya harta banyak musuhnya, 
                      sedangkan orang yang kaya ilmu , banyak sahabatnya”.

Keempat
Khowarij   : “Lebih utama mana ilmu dengan harta?”
Ali ra          “Ilmu lebih utama dari pada harta, sebab harta kalau dibelanjakan menjadi berkurang,                           sedangkan ilmu kalau diberikan malah akan bertambah.

Kelima
Khowarij   : “Lebih utama mana ilmu dengan harta?”.
Ali ra         : “Ilmu lebih utama dari pada harta, sebab orang yang banyak harta dipanggil dengan                              sebutan bakhil, sedangkan orang yang banyak ilmunya disebut agung.

Keenam
Khowarij   : “Lebih utama mana ilmu dengan harta?”.
Ali ra         : “Ilmu lebih utama dari pada harta, sebab ilmu tidak perlu penjagaan dari pencuri,                                 sedangkan harta harus di jaga dari pencuri”.

Ketujuh
Khowarij   : “Lebih utama mana ilmu dengan harta?”.
Ali ra         : “Ilmu lebih utama dari pada harta, sebab pada hari kiamat orang yang banyak harta pasti                        akan di hisab, sedangkan orang yang berilmu , ilmunya dapat memberikan syafaat pada                        hari kiamat”.

Kedelapan
Khowarij   : “Lebih utama mana ilmu dengan harta?”.
Ali ra         : “Ilmu lebih utama dari pada harta, sebab lamanya pengangguran dalam melewatkan                              waktu, harta dapat rusak dan habis, sedangkan ilmu tidak akan rusak dan tidak akan                              habis”.

Kesembilan
Khowarij   : “Lebih utama mana ilmu dengan harta?”.
Ali ra         : “Ilmu lebih utama dari pada harta, sebab  harta dapat menjadikan padatnya perasaan,                              sedangkan ilmu dapat menerangi hati”.

Kesepuluh
Khowarij   : “Lebih utama mana ilmu dengan harta?”
Ali ra         : “Ilmu lebih utama dari pada harta, sebab  orang yang memiliki harta, maka dengan harta                        ia sering mengaku sifat ketuhanan, sedangkan orang yang berilmu  dapat merealisir                              ibadah”.


             Setelah kesepuluh orang  khowarij itu selesai bertanya, lalu Ali ra. Berkata : “Andaikata mereka bertanya kepadaku dari satu masalah itu, tetap saya jawab dengan jawaban yang berbeda  selama saya masih hidup”.  Dan akhirnya mereka (kaum khowarij) menghadap kepada Ali ra. Mereka menyerah dan sangat mengakui kecerdikan dan kecerdasan Sayidina Ali Karomallohu wajhah .





Rabu, 16 Januari 2019

Kumpulan Puisi, Persembahan Untuk Ibu I Kerinduan Seorang Santri




Ibu adalah sosok manusia paling berjasa dikehidupan kita,sosok ibu layaknya malaikat yang selalu memberikan kasih sayang dan cinta tulus terhadap keluarga ,terutama anak anaknya.


Pada peringatan hari ibu tahun ini para santri diberi kesempatan untuk menuangkan bakatnya dibidang karya cipta dengan diadakan sebuah perlombaan "Cipta Puisi Spesial Hari Ibu DINI (Dunia Imajinasi Nurul Ihsan)".


Berikut ini beberapa karya terbaik kreasi para santri yang dituangkan untuk mencurahkan kerinduannya kepada ibu mereka,berupa beberapa untaian puisi  yang dipersembahkan  untuk sang ibu tercinta.






MALAIKAT  TANPA  SAYAP

Oleh : Meisy Triana Dewi


Tunjukanlah… tunjukanlah kepadaku…
Dimana letak perhatian yang lebih besar
Selain perhatian dari seorang ibu…
Dimana adanya sumber kasih sayang yang lebih tulus
Selain kasih sayang dari seorang ibu..
Dimana ada pengorbanan yang lebih pedih
Selain pengorbanan seorang ibu

IBU..

Harus dengan apa aku membalas semua jasa jasamu..
Bila harus membopongmu kemana mana aku siap ibuu..
Sekalipun harus menyuapimu.. melayani setiap hari..
Sekalipun harus ku berkorban jiwa ragaku..
Aku sanggup ibu..
Aku sanggup

TUHAN…

Andai aku tau kapan senyum terakhirnya…
Akan ku buat itu sebagai senyuman terindah sepanjang hidupnya...andai aku tahu kapan air mata terakhirnya dijatuhkan..
Akan kujadikan itu sebagai air mata bukti kebahagiaan





JASA SEORANG IBU

Oleh : Dewi Lestari



Ibu …………

Kau merintihkan tangis di saat melahirkan ku
Kau kuat merasakan sakit demi kehadiranku di dunia ini
Pengorbananmu begitu besar
Namun entah bagaimana membalasnya
Kau rela memberikan waktu dan semua yang kau miliki

Namun ……………

Seringku menyakiti dan melukai hatimu
Sering aku bantah dirimu
Tapi sabar dan tabah selalu menyertai hatimu,ma’afkan diriku ibu …….
Rasa rindu di hatiku begitu dalam karena jauh darimu …..

Jasamu ……

Sungguh semua jasamu begitu mulia
Ku sangat mencintaimu ibu ……
Dan begitu malunya diriku ….yang tak bisa membalas semua kasih sayang dan jasa –jasamu 

penerang …..

Kaulah pelita hidupku yang gelap,kau juga yang menghilangkan rasa gelisahku
Kau jadikan rasa gelisahku menjadi rasa yang tentram
Kau buat rasa sedihku jadi bahagia
Di kala kau sakit kau berkata baik,di kala ku sedih kau katakan bahagia
Dan di sa’at kau lelah kau berkata semangat,kau katakana itu semua hanya karna diriku

Do’aku …..

Dalam pengabdianku padamu ….
Ku sertakan do’a untukmu …..
Semoga kau di sana tetap dalam lindugan alloh ….
Dan semoga ku tetap besamamu di dunia hingga di surga nanti








IBU

Oleh : Siti fahrotul amanah




Di setiap baris dan ba’it
Ku tuliskan kata yang mewakili asa untuk yang tercinta
Yang namanya selalu ada dalam dada

Dialah ibu ….

Sosok yang paling berjasa dalam hidupku
Yng tak pernah lelah
Untuk memperjuangkan kebahagiaanku
Kau tak pernah lelah
Menasehatiku karena kenakalan dan tingkah laku ku
Setiap sa’at aku selalu mengingatmu dan merindukanmu

Ibu ……

Aku rindu masa – masa sa’at kita bersama
Meskipun sa’at ini engkau jauh dariku
Do’aku tercatat selamanya
Di langit untukmu






IBU PAHLAWAN HIDUPKU

Oleh : Athiyatul mukaromah





Oh ….ibu …..

Ibu engkaulah wanita pelita hatiku
Engkau yang telah melahirkan dan membesarkanku
Engkau yang telah mengasuhku dengan sabar

Ibu …….

Betapa sabarnya engkau merawatku
Betapa besar pengorbananmu di sa’at melahirkanku
Sesakit apapun dirimu , tetap kau tahankan demi anakmu
Tanpamu entah bagaimana hidupku
Karena engkau yang telah merawat dan membesarkanku
Jasa – jasamu begitu besar tapi aku tak mampu membalasmu
Ma’afkan aku ibu
Ma’afkan aku yang belum bisa membahagiakanmu
Terima kasih ibu
Engkau telah merawatku





PEREMPUAN TERHEBAT

Oleh : Dewi Fatimah



Oh …. Ibu

Sungguh besar jasamu
Sungguh besar pengorbananmu
Betapa aku menyayangimu ibu
Ibu kaulah pahlawanku
Kau selalu menghiasi hari – hariku
Entah apa yang bisa ku lakukan tanpamu
Kau rela membagi jiwa ragamu untuk anakmu
Bahkan kau rela mempertaruhkan nyawamu
Demi mengeluarkanku dari rahimmu
Kau membesarkanku dengan kasih sayang

Ibu …..

Aku ingin selalu bersamamu
Aku tak ingin kehilanganmu
Terima kasih ibu atas apa yang telah kau berikan
Kau yang telah menjagaku selama ini
Terkadang aku sering membangkang
Tidak menuruti nasehatmu ibu

Ibu …..

Ma’afkan anakmu
Ma’afkan aku yang belum bisa membahagiakan serta membalas jasa – jasamu
Hanya do’a yang bisa aku berikan
Semoga aku bisa membahagiakanmu
Sebelum aku atau ibu tiada.








DUNIA IMAJINASI NURUL IHSAN







Selasa, 01 Januari 2019

Inilah Alasan Mengapa kebanyakan penghuni neraka adalah kaum wanita



Inilah Alasan  Mengapa kebanyakan penghuni

 neraka adalah kaum wanita




“Dari Imran bin Husain radhiallahu anhu dari Nabi sallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

اطَّلَعْتُ فِي الْجَنَّةِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا الْفُقَرَاءَ وَاطَّلَعْتُ فِي النَّارِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاء (رواه البخاري 3241 ومسلم 2737)

 “Aku diperlihatkan di surga. Aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum fakir. Lalu aku diperlihatkan neraka. Aku melihat kebanyakan penghuninya adalah para wanita.” (HR. Bukhari, 3241 dan Muslim, 2737)

Imam Qurthubi (rahimahu ‘Llah) menjelaskan maksud hadis di atas dengan pernyataannya :
“Penyebab sedikitnya kaum wanita yang masuk Syurga adalah hawa nafsu yang mendominasi pada diri mereka, kecondongan mereka kepada kesenangan-kesenangan dunia, dan berpaling dari akhirat kerana kurangnya akal mereka dan mudahnya mereka untuk tertipu dengan kesenangan-kesenangan dunia yang menyebabkan mereka lemah untuk beramal. Kemudian mereka juga sebab yang paling kuat untuk memalingkan kaum lelaki dari akhirat disebabkan adanya hawa nafsu dalam diri mereka, kebanyakan dari mereka memalingkan diri-diri mereka dan selain mereka dari akhirat, cepat tertipu jika diajak kepada penyelewengan terhadap agama dan sulit menerima jika diajak kepada akhirat.”
(Jahannam Ahwaluha wa Ahluha halaman 29-30 dan At Tazkirah halaman 369)
Jika kita perhatikan keterangan dan hadist di atas dengan insaf, niscaya kita akan dapati beberapa sebab yang menjerumuskan kaum wanita ke dalam Neraka bahkan menjadi mayoriti penghuniya dan yang menyebabkan mereka menjadi golongan minoriti dari penghuni Syurga diantaranya :
1. Kufur Terhadap Suami dan Kebaikan-Kebaikannya :
Rasulullah s.a.w menjelaskan hal ini pada sabda baginda di atas tadi. Kekufuran seumpama ini terlalu banyak kita dapati di tengah-tengah keluarga kaum muslimin, iaitu seorang isteri yang mengingkari kebaikan-kebaikan suaminya selama sekian waktu yang panjang hanya dengan sikap suami yang tidak sesuai dengan kehendak isteri sebagaimana kata pepatah,’panas setahun dihapus oleh hujan sehari’. Padahal yang harus dilakukan oleh seorang isteri ialah bersyukur terhadap apa yang diberikan suaminya, janganlah ia mengkufuri kebaikan-kebaikan suami kerana Allah s.w.t. tidak akan melihat isteri seumpama ini sebagaimana dijelaskan Rasulullah s.a.w :
“Allah tidak akan melihat kepada wanita yang tidak mensyukuri apa yang ada pada suaminya dan tidak merasa cukup dengannya.”
(Hadis Riwayat Nasaie)
Hadis di atas adalah peringatan keras bagi kaum wanita muslimah yang menginginkan keredhaan Allah s.w.t. dan SyurgaNya. Maka tidak layaklah bagi wanita yang mengharapkan akhirat untuk mengkufuri kebaikan-kebaikan suaminya dan nikmat-nikmat yang diberikannya atau meminta dan banyak mengadukan hal-hal kekurangan yang tidak sepatutnya untuk diperbesar-besarkan.
Jika sedemikian keadaannya, maka sangat tidak sesuai sekali jika wanita yang kufur terhadap suaminya serta kebaikan-kebaikannya dikatakan Rasulullah s.a.w sebagai majoriti kaum yang masuk ke dalam Neraka walaupun mereka tidak kekal didalamnya.
Cukup sekiranya isteri-isteri Rasulullah s.a.w dan para sohabiyah sebagai suri tauladan bagi isteri-isteri kaum muslimin dalam mensyukuri kebaikan-kebaikan yang diberikan suaminya kepadanya.
2. Durhaka Terhadap Suami
Kedurhakaan yang dilakukan seorang isteri terhadap suaminya pada umumnya berupa tiga bentuk kedurhakaan yang sering kita jumpai pada kehidupan masyarakat kaum Muslimin. Tiga bentuk kedurhakaan itu adalah :
1. Durhaka dengan ucapan.
2. Durhaka dengan perbuatan.
3. Durhaka dengan ucapan dan perbuatan.
Bentuk pertama ialah seorang isteri yang biasanya berucap dan bersikap baik kepada suaminya serta segera memenuhi panggilannya, tiba-tiba berubah sikap dengan berbicara kasar dan tidak segera memenuhi panggilan suaminya. Atau ia memenuhinya tetapi dengan wajah yang menunjukkan rasa tidak senang atau lambat mendatangi suaminya. Kederhakaan seperti ini sering dilakukan seorang isteri ketika ia lupa atau memang sengaja melupakan ancaman-ancaman Allah terhadap sikap ini.
Termasuk bentuk kederhakaan ini ialah apabila seorang isteri membicarakan perbuatan suami yang tidak ia sukai kepada teman-teman atau keluarganya tanpa sebab yang dibenarkan oleh syara’. Atau ia menuduh suaminya dengan tuduhan-tuduhan yang bermaksud untuk menjatuh dan merosak kehormatannya sehingga suaminya dipandang hina di mata orang lain. Begitu juga apabila seorang isteri meminta talak atau di khulu’ (dicerai) tanpa sebab syar’i. Atau ia mendakwa telah dianiaya atau dizalimi suaminya atau lain-lainnya.
Permintaan cerai biasanya di awali dengan pertengkaran antara suami dan isteri kerana ketidakpuasan isteri terhadap kebaikan dan usaha suami. Atau yang lebih menyedihkan lagi bila hal itu dilakukannya kerana suaminya berusaha mengamalkan syari’at-syari’at Allah s.w.t. dan sunnah-sunnah Rasulullah s.a.w. Sungguh hina sekali apa yang dilakukan isteri seperti ini terhadap suaminya.
Ingatlah sabda Rasulullah s.a.w :
“Wanita mana saja yang meminta cerai pada suaminya tanpa sebab (yang syar’ie) maka haram baginya mencium wangi Syurga.” (Hadis Riwayat Abu Daud dan At-Tirmizi )
Bentuk kederhakaan kedua yang dilakukan para isteri terjadi apabila seorang isteri tidak mahu melayani keperluan batiniyah suaminya atau bermuka masam ketika melayaninya atau menghindari suami ketika hendak disentuh dan dicium atau menutup pintu ketika suami hendak mendatanginya dan yang seumpamanya.
Termasuk dari bentuk ini ialah apabila seorang isteri keluar rumah tanpa izin suaminya walaupun hanya untuk mengunjungi kedua orang tuanya. Tindakan ini sebenarnya adalah seakan-akan seorang isteri lari dari rumah suaminya tanpa sebab syar’ie. Demikian pula jika isteri enggan untuk bersafar (melakukan perjalanan) bersama suaminya, mengkhianati suami dan hartanya, membuka dan menampakkan apa yang seharusnya ditutupi dari anggota tubuhnya (aurat), menerima tetamu tanpa izin suaminya, berjalan di tempat umum dan pasar-pasar tanpa mahram, bersenda gurau atau berbicara lemah-lembut penuh mesra kepada lelaki yang bukan mahramnya dan yang lain-lain.
Begiti juga apabila seorang isteri tidak mau berdandan atau mempercantikkan diri untuk suaminya padahal suaminya menginginkan hal-hal itu, melakukan puasa sunat tanpa izin suaminya, meninggalkan hak-hak Allah seperti solat atau puasa Ramadhan.
Maka setiap isteri yang melakukan perbuatan-perbuatan seperti tersebut adalah isteri yang durhaka terhadap suami dan telah melakukan maksiat kepada Allah s.w.t. Jika kedua bentuk kederhakaan ini dilakukan sekaligus oleh seorang isteri maka ia dikatakan sebagai isteri yang derhaka dengan ucapan dan perbuatannya.
Sungguh rugi wanita yang melakukan kederhakaan ini. Mereka lebih memilih jalan ke Neraka daripada jalan ke Syurga kerana memang biasanya wanita yang melakukan kederhakaan-kederhakaan ini tergoda oleh angan-angan dan kesenangan dunia yang menipu.
Jalan menuju Syurga tidaklah dihiasi dengan bunga-bunga yang indah, melainkan dipenuhi dengan rintangan-rintangan yang berat untuk dilalui oleh manusia kecuali orang-orang yang diberi ketegaran iman oleh Allah. Tetapi ingatlah di hujung jalan ini ada Syurga yang Allah sediakan untuk hamba-hambaNya yang sabar menempuhnya.
Ketahuilah pula bahawa jalan menuju ke Neraka memang indah, penuh dengan syahwat dan kesenangan dunia yang setiap manusia tertarik untuk menjalaninya. Tetapi ingat dan sedarlah bahawa Neraka menanti orang-orang yang menjalani jalan ini dan tidak mahu berpaling darinya semasa ia hidup di dunia.
Hanya wanita yang bijaksanalah yang mahu bertaubat kepada Allah s.w.t. dan meminta maaf kepada suaminya dari kederhakaan-kederhakaan yang pernah ia lakukan. Ia akan kembali berusaha mencintai suaminya dan sabar dalam mentaati perintahnya.
3. Tabarruj
Yang dimaksud dengan tabarruj ialah seorang wanita yang menampakkan perhiasannya dan keindahan tubuhnya serta apa-apa yang wajib ditutupnya dari pandangan lelaki bukan mahramnya.
Hal ini kita dapati pada sabda Rasulullah s.a.w tentang wanita-wanita yang berpakaian tapi hakikatnya telanjang disebabkan pakaian yang mereka pakai tipisnya, berseluar ketat menampakkan bahagian-bahagian tubuh tertentu, tidak menutup aurat sepertimana yang berlaku di dalam masyarakat kita. Sebagaimana yang dihuraikan oleh Ibnul ‘Abdil Barr rahimahu ‘Llah ketika menjelaskan sabda Rasulullah s.a.w tersebut. Ibnul ‘Abdil Barr menyatakan :
Wanita-wanita yang dimaksudkan Rasulullah s.a.w adalah yang memakai pakaian yang tipis yang menampakkan tubuhnya atapun yang menunjukkan bentuk tubuhnya dan tidak menutupinya, maka mereka adalah wanita-wanita yang berpakaian pada zahirnya dan telanjang pada hakikatnya … .”
Mereka adalah wanita-wanita yang suka dan amat gembira apabila berjaya menampakkan perhiasan mereka, padahal Allah s.w.t. telah melarang hal ini dalam firmanNya yang bermkasud :
“Dan janganlah mereka menampakkan perhiasan-perhiasan mereka.” (Surah An Nur ayat 310)
Imam Az-Zahabi rahimahu ‘Llah menyatakan di dalam kitab Al Kabair :
“Termasuk dari perbuatan-perbuatan yang menyebabkan mereka dilaknat ialah menampakkan hiasan emas dan permata yang dipakai oleh mereka, memakai minyak wangi dengan yang seumpanya jika mereka keluar rumah … .”

Dengan perbuatan seperti ini bererti mereka secara tidak langsung menyeret kaum lelaki ke dalam Neraka, kerana pada diri kaum wanita terdapat daya tarik syahwat yang sangat kuat yang dapat menggoncang keimanan yang kukuh sekalipun, apa lagi iman yang lemah yang tidak dikuatkan dengan ilmu Al Qur’an dan As Sunnah. Rasulullah sendiri menyatakan di dalam hadis yang sahih bahwa :

“ Fitnah yang paling besar yang paling ditakutkan atas kaum lelaki adalah fitnahnya wanita.”

Sahabat yang dirahmati Allah,
Sejarah sudah membuktikan bahawa betapa banyak tokoh-tokoh dunia yang tidak beriman kepada Allah s.w.t. hancur hanya disebabkan pujuk-rayu wanita. Bahkan berapa banyak persaudaraan di antara kaum muslimin terputus hanya disebabkan wanita. Berapa banyak anak yang menderhaka kepada ibunya demi mencari cinta seorang wanita, dan masih banyak lagi gejala-gejala lainnya yang dapat membuktikan bahawa wanita seumpama mereka ini memang layak untuk tidak mendapatkan wanginya Syurga.

Hanya dengan ucapan dan rayuan seorang wanita mampu menjerumuskan kaum lelaki ke dalam lembah dosa yang hina, terlebih lagi jika mereka bersolek dan menampakkan tubuh mereka kepada kaum lelaki. Tidak menghairankan lagi jika di sana-sini terjadi jenayah dan kezaliman terhadap kaum wanita, kerana yang demikian adalah hasil perbuatan mereka sendiri.

Hindarilah tabarruj dan berhiaslah dengan pakaian yang disaran oleh Islam yang akan menyelamatkan kaum wanita dari dosa di dunia ini dan azab di akhirat kelak. Jangan diikut pemikiran sekular pemimpin-pemimpin wanita Islam yang cuba mempertikaikan hukum-hukum Allah dan mempertikaikan hak-hak wanita yang telah dinyatakan di dalam al-Qur’an.

Allah s.w.t. berfirman yang bermaksud :
“Dan tinggallah kamu di rumah-rumah kamu dan janganlah kamu bertabarruj dengan tabarrujnya orang-orang jahiliyyah pertama dahulu.” (Surah Al Ahzab ayat 33)

Masih banyak sebab-sebab lainnya yang menyebabkan wanita menjadi penghuni majoriti Neraka. Tetapi cukuplah dengan tiga sebab ini sahaja yang dijelaskan di sini kerana memang tiga perkara inilah yang sering kita dapati di dalam kehidupan masyarakat kita.

Rasulullah s.a.w pernah menerangkan satu amalan yang dapat menyelamatkan kaum wanita dari azab Neraka. Ketika beginda selesai berkhutbah hari raya yang berisikan perintah untuk bertakwa kepada Allah s.w.t. dan anjuran untuk mentaatiNya. Baginda pun bangkit mendatangi kaum wanita, baginda menasihati mereka dan mengingatkan mereka tentang akhirat kemudian baginda bersabda :

“Bersedekahlah kamu semua. Kerana kebanyakan kamu adalah kayu api Jahanam!”
Maka berdirilah seorang wanita yang duduk di antara wanita-wanita lainnya yang berubah kehitaman kedua pipinya, iapun bertanya : “Mengapa demikian, wahai Rasulullah?”
Baginda menjawab : “Kerana kamu banyak mengeluh dan kamu kufur terhadap suami!” (Hadis Riwayat Al- Bukhari)

Adapun sebabnya, Nabi sallallahu’alaihi wa sallam ditanya tentang hal itu, lalu beliau menjelaskan dalam riwayat Abdullah bin Abbas radhiallahu’anhuma, dia berkata, Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

  َأُرِيتُ النَّارَ فَلَمْ أَرَ مَنْظَرًا كَالْيَوْمِ قَطُّ أَفْظَعَ وَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ ،  قَالُوا :  بِمَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ :  بِكُفْرِهِنَّ ،  قِيلَ : يَكْفُرْنَ بِاللَّهِ ، قَالَ :  يَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ وَيَكْفُرْنَ الإِحْسَانَ لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ كُلَّهُ ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ  (رواه البخاري، رقم 1052

 “Saya diperlihatkan neraka. Saya tidak pernah melihat pemandangan seperti hari ini yang sangat mengerikan. Dan saya melihat kebanyakan penghuninya adalah para wanita. Mereka bertanya, ‘Kenapa wahai Rasulallah? Beliau bersabda, ‘Dikarenakan kekufurannya.' Lalu ada yang berkatak, 'Apakah kufur kepada Allah?' Beliau menjawab, ‘Kufur terhadap pasangannya, maksudnya adalah mengingkari kebaikannya. Jika anda berbuat baik kepada salah seorang wanita sepanjang tahun, kemudian dia melihat anda (sedikit ) kejelekan. Maka dia akan mengatakan, ‘Saya tidak melihat kebaikan sedikitpun dari anda.” (HR. Bukhari, no. 1052)


Dari Abu Said Al-Khudri radhiallahu anhu, dia berkata, Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam keluar waktu Ied Adha atau Ied Fitri dan melewati para wanita dan bersabda: “Wahai para wanita, keluarkanlah shadaqah karena saya diperlihatkan bahwa kebanyakan penghuni neraka adalah dari kalangan kalian. Mereka berkata, ‘Kenapa wahai Rasulullah? Beliau bersabda: “Kalian sering mengumpat, dan mengingkari pasangan. Saya tidak melihat (orang) yang kurang akal dan agama dari kalangan anda semua dibandingkan seorang laki-laki yang cerdas.' Mereka bertanya, ‘Apa kekurangan agama dan akal kami wahai Rasulullah?'  Beliau menjawab, ‘Bukankah persaksian (syahadah) seorang wanita itu separuh dari persaksian orang laki-laki.' Mereka menjawab: ‘Ya.' Beliau melanjutkan: ‘Itu adalah kekurangan akalnya. Bukankah kalau wanita itu haid tidak shalat dan tidak berpuasa.' Mereka menjawab, ‘Ya.' Beliau mengatakan, ‘Itu adalah kekurangan agamanya.” (HR. Bukhari, no. 304)



Dan dari Jabir bin Abdullah radhialalhu’anhuma berkata, Saya menyaksikan shalat Ied bersama Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam. Beliau memulai dengan shalat sebelum khutbah tanpa azan dan iqamah. Kemudian berdiri bersandar kepada Bilal, dan memerintahkan untuk bertakwa kepada Allah dan menganjurkan kepada ketaatan kepadaNya  dan menasehati manusia serta mengingatkannya. Kemudian beliau berjalan mendatangi para wanita, dan memberikan nasehat kepada mereka dan mengingatkannya. Beliau bersabda: ‘Besadaqahlah para wanita, karena kebanyakan dari kalian itu menjadi bara api neraka Jahanam.' Maka ada wanita bangsawan dan kedua pipinya berwarna (merah) berdiri bertanya, ‘Kenapa wahai Rasulullah?' Beliau menjawab, ‘Karena kamu semua seringkali mengadu dan mengkufuri suami.' Berkata (Jabir), ‘Maka para wanita memulai bersodaqah dan melemparkan gelang, giwang dan cincinnya ke pakaian Bilal." (HR. Muslim, no. 885)


Seyogyanya bagi para wanita mukmin yang mengetahui hadits ini berbuat seperti perbuatan mereka para wanita shahabat. Ketika mengetahui hal ini, mereka  langsung melakukan kebaikan, dimana hal itu dengan izin Alah sebagai sebab yang dapat menjauhkan mereka masuk ke dalam kelompok yang terbanyak (masuk neraka). Maka nasehat kami kepada para wanita muslimah, agar menjaga komitmen dengan syiar Islam dan kewajibannya. Terutama shalat serta menjauhi apa yang diharamkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala terutama syirik dengan segala macam bentuknya yang berbeda-beda yang tersebar ditengah-tengah para wanita seperti memohon keperluan kepada selain Allah dan mendatangi sihir, tukang ramal dan semisal itu.



4. Mengutamakan Kesenangan Dunia

Imam Qurthubi (rahimahu ‘Llah) menjelaskan :“Penyebab sedikitnya kaum wanita yang masuk Syurga adalah hawa nafsu yang mendominasi pada diri mereka, kecondongan mereka kepada kesenangan-kesenangan dunia”. Wanita yang hanya tertarik mengejar kesenangan dunia seperti uang, harta, jabatan, dll dan lupa akan kehidupan akherat nantinya akan mendapat balasan berupa hidup hina di neraka.

Kami berlindung dan memohon kepada Allah agar menjauhkan kami dan saudara-saudara kami dari api neraka dan segala sesuatu yang mendekatkan ke sana baik berupa ucapan maupun perbuatan.
Amiinnn.....