Ziarah Wali Songo

ziarah walisongo pon pes nurul ihsan tahun 2017.

Aula Nurul Ihsan

Alhamdulillah berkat dukuan semua kalangan proses pembuatan Aula Nurul Ihsan telah Mencapai 90%.

Suasana Sarapan Pagi

Suasana sarapan pagi Rombongan ziaroh pondok pesantren Nurul .

Beladiri Cimande

Santri Putra mengikuti latihan bela diri Cimande.

17 Agustus

Para santri berangkat guna melaksanakan Upacara Hari kemerdekaan.

Kamis, 07 September 2017

dilaknat saat haji

dilaknat saat haji
Haji merupakan rikun islam yang ke 5 walaupun bagi yang mampu namun barang siapa bisa menunaikan ibadah tersebut makaTelah sempurnalah islamnya.tapi apalah jadinya jika haji yang kita harapkan sebagai amal ibadah kita malah menjadi laknat bagi kita hanya karena lebih mementingkan keinginan diri sendiri dari pada mematuhi perintah orang tua sekalipun niat itu baik.seperti cerita seorang syeh yang sangat terkenal dengan keilmuanya,ketika itu ia berniat untuk menunaaikan ibadah haji.dengan keniatan tersebut syeh tersebut mengadukan niatnya kepada ibunda tercinta dengan harapan ibunya bisa menyetujui niat baiknya yakni haji.namun hasilnya tak sesuai dengan apa ia harapkan,sang ibu tak memberinya izin untuk haji pada tahun ini.namun keniatan syeh tersebut untuk tetap melaksanakan haji begitu kuat pada dirinya sehingga timbul pada dirinya untuk tetap melaksanakan haji walau tanpa seizin ibunya.dengan tekad yang kuat syeh tersebut berangkat haji ke mekah dan tak ia sadari bahwasannya ibunya telah meembuntutinya dari belakang.
Seusai melakukan ibadah di kota mekah tibalah ia di madinah dan tak lupa ia selalu mengerjakan ibadah di kota tersebut.malampun mulai larut sementara syeh trsebut tetap melakukan ibadah. saat yang bersamaan datanglah seorang maling lalu masuk ke salah satu rumah warga,namun nasib buruk menimpa si maling karena si pemilik rumah sudah mengetahui keberadaannya sehingga maling tersebut melarikan diri menuju samping masjid tempat dimana syeh tersebut melakukan aktivitas ibadah. dengan di kejar oleh beberapa warga yang mengetahui adanya maling.namun sesaat melewati samping masjid ternyata sang maling menghilang.wargapun mengira bahwsanya malingnya berada di dalan masjid.karna di kira maling ahirnya syeh tersebut di bawa ke raja.dan rajapun langsung memerintahkan warga agar maling nya di seret ke pasar tempat keramaian orang orang lalu di potong kedua tangan dan kakinya serta di cukil matanya seraya berkata”ini adalah balasan orang yang mencuri”belumlah raja menyelesaikan perkataannya syeh tersebut memotong pembicaraan sang raja seraya berkata”jangan katakan itu,katakanlah bahwa ini adalah balasan orang yang haji tanpa seizin ibunya”suasana mulai berubah ketika orang –orang mulai mengenaliya yang ternyata ia bukanlah maling yang sebenarnya,suara isak tangis mulai tedengar air mata yang mulai berguguran serta sesal yang tiada maaf mulai di rasakan semua kalangan
 Warga yang tak tega ahirnya membawa syeh tersebut kepada ibunya dengan di letakan di depan masjid tempat ibunya sedang melaksanakan solat, hal ini bersamaan dengan doa ibunya yang mana ibunya meminta agar alloh mengembalikan anaknya setelah di beri cobaan dan ternyata alloh mengabulkan doa ibu tersebut dengan kembalinya syeh tersebut kepada ibunya dengan cobaan yang amat pedih.
Rasa laparpun dirasakan  oleh syeh tersebut sehingga ia terpaksa memanggil seorang yang berada di dalam masjid yang ternyata ia adalah ibunya sendiri seraya berkata”saya seorang musyafir yang sedang kelaparan bisakah engkau memberi aku sedikit makanan”ibu itu menjawab”bisakah kau ke pintu”syeh menjawab “aku tak punya kaki”ibu bertanya”bisakah kau ulurkan tanganmu”syeh menjawab”saya tak punya tangan “  ahuirnya ibu itu langsung keluardan alangkah kagetnya ternyata ia adalah anaknya sendiri dan langsungmengangkat syeh tersebut yang ternyata anaknya sendiri, dengan berlinangan air mata sang ibu mengangkat kepala anaknya dan di letakan di pangkuannya lalu syeh berkata”saya adalah putramu yang durhaka”dengan sejuta penyesalan yang di rasakan oleh ibu tersebut karna doanya yang tidak benar sang ibu berdoa agar dirinya dan anaknya di cabut nyawanya agar tidak ada orang lagi yang melihat hal ini ,belumlah sempurna berdoa ternyata alloh langsung menjabut ruh sang ibu dan anaknya.
dari cerita di atas dapat di simpulkan bahwasannya kewajiban seorang anak terhadap orang tua sangatlah penting,karena bagaimanapun ridho orang tua adalah rido alloh juga.dan bagi orang tua tidak sepatutnya mendoakan kepada anaknya dengan doa yang buruk.doakanlah mereka dengan doa yang baik agar senantiasa di beri kebaikan dari alloh swt.semoga bermanfaat(dinukil dari kitab durrotunnasihin fi dammi aqil walidayni wa fadhilati birrihima)

Senin, 28 Agustus 2017

Aksara Arab Pegon,Alat Komunikasi Ulama Nusantara

arab pegon

Aksara arab pegon atau huruf pegon,bagi orang-orang yang tholabul ilmi (mencari ilmu) di pesantren, pasti tidak asing lagi dengan kitab kuning dan cara mengartikannya.Kitab kuning ditulis dalam Bahasa Arab asli dengan menggunakan huruf hijaiyah asli, kemudian diartikan dengan menggunakan Bahasa Jawa yang ditulis dengan menggunakan huruf arab pegon (huruf arab sandi).

Mungkin orang umum banyak yang tidak mengenal apa itu huruf pegon. Sederhannya huruf pegon sendiri bisa dianalogikan seperti huruf dalam Aksara Jawa tapi versi huruf hijaiyah arab yang sedikit ada tambahan. Kalau dalam huruf Arab asli tidak ada huruf yang merepresentasikan alfabet.

Menurut Dick van Der Meij dari Universitas Leiden, fenomena pegon menunjukkan dengan jelas bahwa pegon adalah salah satu kreativitas pesantren untuk mempertahankan identitas sebagai tradisi Islam Nusantara.

Huruf Pegon mengambil namanya dari kata Pego yang berarti menyimpang, karena menggunakan abjad Arab (Hijaiyah) untuk menuliskan bahasa Jawa, Sunda, Bugis atau Melayu Sumatera. Berbeda dengan huruf Gundul atau Gundhil, Pegon sejatinya adalah huruf konsonan sebelum digandeng dengan huruf vokal atau sandangan huruf lainnya. Penggunaan huruf vokal ini bertujuan untuk menghindari kerancuan dengan bahasa Melayu yang tidak terlalu banyak memakai kosakata vokal.

Huruf Pegon sendiri diyakini dikembangkan pada tahun 1400-an oleh Sunan Ampel, atau dalam teori lainnya dikembangkan oleh murid Sunan Ampel yaitu Imam Nawawi Al-Bantani. Yang pasti, huruf ini lahir dari kalangan pemuka agama Islam dan diajarkan secara umum di pesantren-pesantren selama masa penjajahan Kolonial Belanda.

Pada masa itu, muncul fatwa yang menolak untuk menggunakan produk-produk penjajah (Belanda), termasuk tulisan mereka. Maka kalangan ini menggunakan Pegon sebagai simbol perlawanan, juga sebagai bahasa sandi untuk mengelabuhi penjajah (Belanda) pada saat berkomunikasi dengan sesama anggota pesantren dan juga beberapa pahlawan Nasional yang berasal dari golongan santri.

Dalam manuskrip dan literatur pesantren, huruf ini juga banyak ditemukan, seperti dalam Serat (Nabi) Yusuf. Dalam ilmu sosio-linguistik, huruf pegon ini juga bisa dikatakan sebagai bahasa komunitas pesantren di seluruh Nusantara.

Dikenal sebagai Pegon di Nusantara, huruf ini mendapat nama Huruf Jawi di Malaysia, namun secara luas dikenal sebagai huruf Arab Melayu karena huruf ini juga akhirnya menyebar hingga ke Brunei, Thailand, dan Filipina. Uniknya, meski digunakan untuk menulis kosakata Jawa, Sunda, Bugis atau Sumatera, huruf ini tetap ditulis dari kanan ke kiri layaknya penulisan Arab, dengan kaidah penyambungan yang sama.


Rabu, 09 Agustus 2017

Macan Masuk Pondok

cerita mbah kholil macan masuk pondok
Suatu hari pada buan syawal,kyai Kholil memanggil santri-santrinya,lalu beliau pun berkata: “Santri-santriku , mulai sekarang, kalian harus le bih memper ketat penjagaan pondok ini. Gerbang depan harus selalu dijaga, sebentar lagi akan ada macan masuk kepondok kita” kata kiyai Kholil dihadapan para santrinya.

Setelah mendengar titah dari guru yang sangat dihormati itu,para santri langsung bergegas mempersiapkan diri mereka. Dalam benak para santri, terbayang seekor harimau yang meng endap-endap memasuki pesantren mereka dan menerkam salahsatu dari mereka. Saat itu,memang di sebelah timur bangkalan masih terdapat hutan yang sangat angker.
Tanpa terasa Satu hari, dua hari, tiga hari telah berlalu, para santri selalu berjaga dengan waspada. Tanpa terasa seiring berjalanya waktu,ternyata hitungan hari telah mencapai tiga minggu. Macan yang di tunggu-tunggu tak kunjung muncul.
Yang terjadi bukan seperti yang kyai Kholil katakan,yang terjadi dalam kurun waktu tiga minggu seperti biasanya bulan syawal,yang biasanya pada bulan itu merupakan bulan awal ajaran baru,dan banyak santi baru yang akan menimba ilmu di pesantren bangkalan tersebut.

Pada minggu ketiga, kyai Kholil kembali mendatangi para santrinya dan memerintahkan untuk memperketat penjagaan  mereka.
Di sore hari tiba-tiba datang seorang pemuda kurus dengan  postur tubuh tidak terlalu tinggi dan berkulit kuning,seraya meneteng koper seng,datang ke komplek pesantren,setelah mengetahui tujuan kedatangan pemuda tersebut untuk sowan ke kiyai Kholil,para santi yang sedang berjaga pun mempersilahkan pemuda tersebut dan menunjukanya ndalem kyai Kholil.

“Assalamu’alaikum,” Ucapnya ketika berada didepan pintu ndalem Kyai Kholil.
Mendengar salam tersebut, bukan jawaban salam yang di ucapkan oleh Kyai Kholil, Beliau malah berteriak memanggil para santri-santrinya.
“Hai santri-santriku, Ada macan datang..!!!! Ada ma can datang,,,!!!,ayo kita kepung jangan sampai dia masuk kepondok…!”Seru kyai Kholil dengan sangat keras.

Mendengar teriakan kayi Kholil,serentak para santri berhamburan membawa apa saja yang bisa dibawa untuk mengusir “macan” itu. Para santri membawa pedang, clurit,tongkat,batang kayu dan apa saja yadang dapat digunakan untuk  melumpuhkan macan itu,yang taklain adalah pemuda itu, sang pemuda pun menjadi pusat pasi karena ketakutan,karena di kerubuti sedemikian rupa, lalu pemuda itu pun terpaksa pergi melarikan diri.

Karena keinginan pemuda yang sangat tinggi untuk menimba ilmu di kyai Kholil, maka pada keesokan harinya,pemuda itu mencoba memasuki pesantren kembali. Namun tetap saja ia mendapat perlakuan seperti kemarin,para sanri ramai-ramai mengusirnya. Pada malam ketiga diam-diam pemuda itu memasuki pesantren,karena kelelahan dan ketakutan ahirnya pemuda itu bersembunyi dibawah kentongan langgar(Musolla)dan tidak terasa iapun terlelalp tidur dibawah kentongan tersebut. Tak disangka,pada tengah malam ada yang membangunkanya. Setelah dia sadar bahwa yang membangunkanya adalah kyai Kholil dia pun langsung mencoba meraih tangan kyai Kholil untuk bersalaman,tapi yang dia terima bukan sambutan salaman,melainkan amarah kyai Kholil. Kyai Kholil memarahinya habis-habisan.

Namun demikinan, malam itu juga ia diajak kerumah kyai Kholil. Pemuda itu sangat lega ketika dinyatakan telah ditrima menjadi santri kya Kholil. Pemuda itu bernama Abdul Wahhab lengkapnya Abdul Wahhab Hasbulloh yang dikemudian hari menjadi salah satu tokoh berdirinya jam’iyyah Nahdlatul Uama.Kyai Wahhab Hasbulloh keudian hari memang dikenal sebagai “macan”, Baik oleh kawan ataupun lawan.

Sabtu, 15 Juli 2017

Santri Nurul Ihsan deklarasikan setia ASWAJA setia NKRI

Sabtu 15 juli 2015, upacara pembukaan TM (Technical Meeting) MOSABA 2017 sukses dilakasanakan oleh panitia mosaba dengan cukup meriah, ornamen dan petugas upacara yang berbalut baju batik di padukan dengan jarit yang semakin memperlihatkan kesan budaya jawa, “memang sengaja kita pilih, disamping kita sebagai asli suku jawa juga sebagai orientasi bagi santri baru tentang budaya jawa” jelas fina (Dev. Acara MOSABA2017), acara yang melibatkan seluruh elemen santri ini juga ditambah semarak dengan hadirnya maskot mosaba 2017, Salah seorang panitia yang didaulat khusus mengenakan baju jawa dan blangkon dan didandani ala putra keraton.

Ada yang berbeda dalam pagelaran MOSABA tahun ini, disamping mengambil tema budaya, dalam kesempatan tersebut panitia berinisiatif mengajak santri berdeklarasi dengan mengucapkan sumpah setia kepada NKRI, disampaikan ketua MOSABA2017 Ali mustholah, adanya dekalarsi ini bertujuan untuk mengatkan kecintaan santri kepada NKRI juga peneguhan santri terhadap islam ASWAJA yang berasaskan moderat dan menjunjung toleransi, “alhamdulillah, memang tujuanya seperti itu, disamping pengenalan akademik dan lingkungan pesantren,juga menanamkan rasa cinta NKRI sejak dini kepada seluruh santri” ungkapnya.

Sementara itu antusias yang luar biasa tampak dari wajah para santri, petugas pembaca naskah deklarasi dengan lantang membacakan sumpah yang diikuti dengan kompak oleh seluruh santri. Point point dalam supah tersebut diantaranya :

1. Santri putra putri Nurul Ihsan bersumpah untuk selalu beriman dan bertaqwa kepada Alloh SWT
2. Santri putra putri Nurul Ihsan bersumpah, berteguh dalam pemahaman islam ahlusunnah waljama’ah.
3. Santri putra putri Nurul Ihsan Bersumpah, setia dan patuh dalam naungan NKRI

Rencananya acara MOSABA2017 akan berlangsung mulai hari senin sampai dengan kamis, dan diakhiri pawai cinta NKRI mengelilingi kelurahan plompong. Red

Kyai Ikyas : Manaqib bukan meminta rahmat pada selain Alloh

Karangmangu - Ratusan jamaah memenuhi kediaman Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ihsan, dalam acara rutinan pembacaan manaqib syeh Abdul Qodir Al-jailani, Kamis (13/7/2017).
Para jama'ah umumnya mengenakan pakaian serba putih, serta membawa botol yang berisi air mineral,sebelum acara di mulai pengasuh memberikan penjelasan berdoa kepada alloh dengan berwasilah membaca manaqib.
"Acara ini, bukan kita meminta rohmat pada selain Alloh, kita berkumpul disini bukan meminta rahmat pada Syeh Abdul Qodir, tapi kita meminta rahmat Alloh dengan berwasilah kepada Syeh Abdul Qodir," ujar pengasuh pondok Nurul Ihsan.
Jamaah rutinan kali ini tergolong membludak,banyak para alumni dan wali santri datang, jamaah sampai memenuhi teras dan halaman rumah pengasuh.
"Alhamdulillah tambah banyak jamaahnya, ini (acara manaqib) baru di mulai lagi setelah santri liburan romadon,banyak juga alumni sama wali santri yang datang, "ujar salah satu pengurus pondok Untung seropati.