Ziarah Wali Songo

ziarah walisongo pon pes nurul ihsan tahun 2017.

Aula Nurul Ihsan

Alhamdulillah berkat dukuan semua kalangan proses pembuatan Aula Nurul Ihsan telah Mencapai 90%.

Suasana Sarapan Pagi

Suasana sarapan pagi Rombongan ziaroh pondok pesantren Nurul .

Beladiri Cimande

Santri Putra mengikuti latihan bela diri Cimande.

17 Agustus

Para santri berangkat guna melaksanakan Upacara Hari kemerdekaan.

Senin, 28 Agustus 2017

Aksara Arab Pegon,Alat Komunikasi Ulama Nusantara

arab pegon

Aksara arab pegon atau huruf pegon,bagi orang-orang yang tholabul ilmi (mencari ilmu) di pesantren, pasti tidak asing lagi dengan kitab kuning dan cara mengartikannya.Kitab kuning ditulis dalam Bahasa Arab asli dengan menggunakan huruf hijaiyah asli, kemudian diartikan dengan menggunakan Bahasa Jawa yang ditulis dengan menggunakan huruf arab pegon (huruf arab sandi).

Mungkin orang umum banyak yang tidak mengenal apa itu huruf pegon. Sederhannya huruf pegon sendiri bisa dianalogikan seperti huruf dalam Aksara Jawa tapi versi huruf hijaiyah arab yang sedikit ada tambahan. Kalau dalam huruf Arab asli tidak ada huruf yang merepresentasikan alfabet.

Menurut Dick van Der Meij dari Universitas Leiden, fenomena pegon menunjukkan dengan jelas bahwa pegon adalah salah satu kreativitas pesantren untuk mempertahankan identitas sebagai tradisi Islam Nusantara.

Huruf Pegon mengambil namanya dari kata Pego yang berarti menyimpang, karena menggunakan abjad Arab (Hijaiyah) untuk menuliskan bahasa Jawa, Sunda, Bugis atau Melayu Sumatera. Berbeda dengan huruf Gundul atau Gundhil, Pegon sejatinya adalah huruf konsonan sebelum digandeng dengan huruf vokal atau sandangan huruf lainnya. Penggunaan huruf vokal ini bertujuan untuk menghindari kerancuan dengan bahasa Melayu yang tidak terlalu banyak memakai kosakata vokal.

Huruf Pegon sendiri diyakini dikembangkan pada tahun 1400-an oleh Sunan Ampel, atau dalam teori lainnya dikembangkan oleh murid Sunan Ampel yaitu Imam Nawawi Al-Bantani. Yang pasti, huruf ini lahir dari kalangan pemuka agama Islam dan diajarkan secara umum di pesantren-pesantren selama masa penjajahan Kolonial Belanda.

Pada masa itu, muncul fatwa yang menolak untuk menggunakan produk-produk penjajah (Belanda), termasuk tulisan mereka. Maka kalangan ini menggunakan Pegon sebagai simbol perlawanan, juga sebagai bahasa sandi untuk mengelabuhi penjajah (Belanda) pada saat berkomunikasi dengan sesama anggota pesantren dan juga beberapa pahlawan Nasional yang berasal dari golongan santri.

Dalam manuskrip dan literatur pesantren, huruf ini juga banyak ditemukan, seperti dalam Serat (Nabi) Yusuf. Dalam ilmu sosio-linguistik, huruf pegon ini juga bisa dikatakan sebagai bahasa komunitas pesantren di seluruh Nusantara.

Dikenal sebagai Pegon di Nusantara, huruf ini mendapat nama Huruf Jawi di Malaysia, namun secara luas dikenal sebagai huruf Arab Melayu karena huruf ini juga akhirnya menyebar hingga ke Brunei, Thailand, dan Filipina. Uniknya, meski digunakan untuk menulis kosakata Jawa, Sunda, Bugis atau Sumatera, huruf ini tetap ditulis dari kanan ke kiri layaknya penulisan Arab, dengan kaidah penyambungan yang sama.


Rabu, 09 Agustus 2017

Macan Masuk Pondok

cerita mbah kholil macan masuk pondok
Suatu hari pada buan syawal,kyai Kholil memanggil santri-santrinya,lalu beliau pun berkata: “Santri-santriku , mulai sekarang, kalian harus le bih memper ketat penjagaan pondok ini. Gerbang depan harus selalu dijaga, sebentar lagi akan ada macan masuk kepondok kita” kata kiyai Kholil dihadapan para santrinya.

Setelah mendengar titah dari guru yang sangat dihormati itu,para santri langsung bergegas mempersiapkan diri mereka. Dalam benak para santri, terbayang seekor harimau yang meng endap-endap memasuki pesantren mereka dan menerkam salahsatu dari mereka. Saat itu,memang di sebelah timur bangkalan masih terdapat hutan yang sangat angker.
Tanpa terasa Satu hari, dua hari, tiga hari telah berlalu, para santri selalu berjaga dengan waspada. Tanpa terasa seiring berjalanya waktu,ternyata hitungan hari telah mencapai tiga minggu. Macan yang di tunggu-tunggu tak kunjung muncul.
Yang terjadi bukan seperti yang kyai Kholil katakan,yang terjadi dalam kurun waktu tiga minggu seperti biasanya bulan syawal,yang biasanya pada bulan itu merupakan bulan awal ajaran baru,dan banyak santi baru yang akan menimba ilmu di pesantren bangkalan tersebut.

Pada minggu ketiga, kyai Kholil kembali mendatangi para santrinya dan memerintahkan untuk memperketat penjagaan  mereka.
Di sore hari tiba-tiba datang seorang pemuda kurus dengan  postur tubuh tidak terlalu tinggi dan berkulit kuning,seraya meneteng koper seng,datang ke komplek pesantren,setelah mengetahui tujuan kedatangan pemuda tersebut untuk sowan ke kiyai Kholil,para santi yang sedang berjaga pun mempersilahkan pemuda tersebut dan menunjukanya ndalem kyai Kholil.

“Assalamu’alaikum,” Ucapnya ketika berada didepan pintu ndalem Kyai Kholil.
Mendengar salam tersebut, bukan jawaban salam yang di ucapkan oleh Kyai Kholil, Beliau malah berteriak memanggil para santri-santrinya.
“Hai santri-santriku, Ada macan datang..!!!! Ada ma can datang,,,!!!,ayo kita kepung jangan sampai dia masuk kepondok…!”Seru kyai Kholil dengan sangat keras.

Mendengar teriakan kayi Kholil,serentak para santri berhamburan membawa apa saja yang bisa dibawa untuk mengusir “macan” itu. Para santri membawa pedang, clurit,tongkat,batang kayu dan apa saja yadang dapat digunakan untuk  melumpuhkan macan itu,yang taklain adalah pemuda itu, sang pemuda pun menjadi pusat pasi karena ketakutan,karena di kerubuti sedemikian rupa, lalu pemuda itu pun terpaksa pergi melarikan diri.

Karena keinginan pemuda yang sangat tinggi untuk menimba ilmu di kyai Kholil, maka pada keesokan harinya,pemuda itu mencoba memasuki pesantren kembali. Namun tetap saja ia mendapat perlakuan seperti kemarin,para sanri ramai-ramai mengusirnya. Pada malam ketiga diam-diam pemuda itu memasuki pesantren,karena kelelahan dan ketakutan ahirnya pemuda itu bersembunyi dibawah kentongan langgar(Musolla)dan tidak terasa iapun terlelalp tidur dibawah kentongan tersebut. Tak disangka,pada tengah malam ada yang membangunkanya. Setelah dia sadar bahwa yang membangunkanya adalah kyai Kholil dia pun langsung mencoba meraih tangan kyai Kholil untuk bersalaman,tapi yang dia terima bukan sambutan salaman,melainkan amarah kyai Kholil. Kyai Kholil memarahinya habis-habisan.

Namun demikinan, malam itu juga ia diajak kerumah kyai Kholil. Pemuda itu sangat lega ketika dinyatakan telah ditrima menjadi santri kya Kholil. Pemuda itu bernama Abdul Wahhab lengkapnya Abdul Wahhab Hasbulloh yang dikemudian hari menjadi salah satu tokoh berdirinya jam’iyyah Nahdlatul Uama.Kyai Wahhab Hasbulloh keudian hari memang dikenal sebagai “macan”, Baik oleh kawan ataupun lawan.

Sabtu, 15 Juli 2017

Santri Nurul Ihsan deklarasikan setia ASWAJA setia NKRI

Sabtu 15 juli 2015, upacara pembukaan TM (Technical Meeting) MOSABA 2017 sukses dilakasanakan oleh panitia mosaba dengan cukup meriah, ornamen dan petugas upacara yang berbalut baju batik di padukan dengan jarit yang semakin memperlihatkan kesan budaya jawa, “memang sengaja kita pilih, disamping kita sebagai asli suku jawa juga sebagai orientasi bagi santri baru tentang budaya jawa” jelas fina (Dev. Acara MOSABA2017), acara yang melibatkan seluruh elemen santri ini juga ditambah semarak dengan hadirnya maskot mosaba 2017, Salah seorang panitia yang didaulat khusus mengenakan baju jawa dan blangkon dan didandani ala putra keraton.

Ada yang berbeda dalam pagelaran MOSABA tahun ini, disamping mengambil tema budaya, dalam kesempatan tersebut panitia berinisiatif mengajak santri berdeklarasi dengan mengucapkan sumpah setia kepada NKRI, disampaikan ketua MOSABA2017 Ali mustholah, adanya dekalarsi ini bertujuan untuk mengatkan kecintaan santri kepada NKRI juga peneguhan santri terhadap islam ASWAJA yang berasaskan moderat dan menjunjung toleransi, “alhamdulillah, memang tujuanya seperti itu, disamping pengenalan akademik dan lingkungan pesantren,juga menanamkan rasa cinta NKRI sejak dini kepada seluruh santri” ungkapnya.

Sementara itu antusias yang luar biasa tampak dari wajah para santri, petugas pembaca naskah deklarasi dengan lantang membacakan sumpah yang diikuti dengan kompak oleh seluruh santri. Point point dalam supah tersebut diantaranya :

1. Santri putra putri Nurul Ihsan bersumpah untuk selalu beriman dan bertaqwa kepada Alloh SWT
2. Santri putra putri Nurul Ihsan bersumpah, berteguh dalam pemahaman islam ahlusunnah waljama’ah.
3. Santri putra putri Nurul Ihsan Bersumpah, setia dan patuh dalam naungan NKRI

Rencananya acara MOSABA2017 akan berlangsung mulai hari senin sampai dengan kamis, dan diakhiri pawai cinta NKRI mengelilingi kelurahan plompong. Red

Kyai Ikyas : Manaqib bukan meminta rahmat pada selain Alloh

Karangmangu - Ratusan jamaah memenuhi kediaman Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ihsan, dalam acara rutinan pembacaan manaqib syeh Abdul Qodir Al-jailani, Kamis (13/7/2017).
Para jama'ah umumnya mengenakan pakaian serba putih, serta membawa botol yang berisi air mineral,sebelum acara di mulai pengasuh memberikan penjelasan berdoa kepada alloh dengan berwasilah membaca manaqib.
"Acara ini, bukan kita meminta rohmat pada selain Alloh, kita berkumpul disini bukan meminta rahmat pada Syeh Abdul Qodir, tapi kita meminta rahmat Alloh dengan berwasilah kepada Syeh Abdul Qodir," ujar pengasuh pondok Nurul Ihsan.
Jamaah rutinan kali ini tergolong membludak,banyak para alumni dan wali santri datang, jamaah sampai memenuhi teras dan halaman rumah pengasuh.
"Alhamdulillah tambah banyak jamaahnya, ini (acara manaqib) baru di mulai lagi setelah santri liburan romadon,banyak juga alumni sama wali santri yang datang, "ujar salah satu pengurus pondok Untung seropati.

Jumat, 14 Juli 2017

PONDOK PESANTREN NURUL IHSAN GELAR MASA ORIENTASI SANTRI BARU BERTEMA BUDAYA



Pondok pesantren yang ada di dataran tinggi kecamatan sirampog ini tengah disibukan dengan persiapan penyambutan dan penerimaan santri baru, panitia PSB silih berganti menjaga stand pendaftaran yang tahun ini dipusatkan digedung aula baru, ditemui di halaman aula, Nur halimah ketua panitia penerimaan santri baru mengatakan jumlah santri baru tahun ini meningkat cukup drastis dan dengan asal yang lebih variatif dibanding tahun sebelumnya “kemarin rombongan dari cirebon membawa 5 Elf mengantarkan calon santri” ungkapnya. “ya kita tetap sesuaikan kuota, mengingat kamar asrama yang sudah hampir penuh” tutupnya ketika tim redaksi menanyakan pembatasan kuota.

rencananya ponpes nurul ihsan juga akan segera melaksanakan pengenalan akademik dan lingkungan pesantren atau MOSABA (Masa Orientasi Santri Baru), kegiatan yang menandai dimulainya aktifitas santri baru ini rutin dilaksankan setiap tahunya, samsul salah seorang santri, menyampaikan bahwa MOSABA biasa dilaksanakan setiap tahun untuk santri baru, kegiatan yang biasanya diisi dengan pengenalan system akademik, kepesantrenan dan pengenalan aswaja ini rencananya akan dilaksanakan pada senin 17 juli 2017 sampai dengan kamis 20 juni 2017.

Ketua kegiatan MOSABA Ali mustholah mengatakan kegiatan MOSABA tahun ini akan sangat berbeda dengan tahun sebelumnya, “ya insyaAlloh, panitia akan mengangkat tema budaya untuk tahun ini,dengan slogan “Manunggalaken Gusti, naresnoni isine negeri, kanggo Mbangun NKRI””. Lebih lanjut untuk benar benar mengeluarkan aura kebudayan, panitia juga akan mendesain indor sedemikian rupa dengan hiasan dan dekorasi yang mendukung. “oh jelas, panitia akan menyiapkan semuanya” pungkasnya.

Di hubungi melalui Whatsapp Gus Ulum Maulani selaku penanggung jawab menjelaskan dipilihnya budaya sebagai tema MOSABA. Menurutnya banyak yang melatarbelakangi terpilihnya Budaya sebagai tema kegiatan tahun ini. “ya banyak sekali, kita ini kan hidup diindonesia, sangat kaya akan budaya, bahkan islam masuk diindonesiapun tidak lepas dari budaya” ungkap gus ulum. Menurutnya sudah menjadi kewajiban kita sebagai warga negara ini melestarikan budaya, gus ulum juga prihatin dengan banyak anak anak muda saat ini yang seolah anti dengan budaya sendiri dan lebih memilih budaya impor. “ya saya harap setelah mengikuti kegiatan ini para santri semakin cinta dengan budaya dan NKRI tentunya, semua harus kembali dan cinta kepada budaya sendiri, karena budaya menjadi pondasi untuk kemajuan NKRI” tutupnya.