Ziarah Wali Songo

ziarah walisongo pon pes nurul ihsan tahun 2017.

Aula Nurul Ihsan

Alhamdulillah berkat dukuan semua kalangan proses pembuatan Aula Nurul Ihsan telah Mencapai 90%.

Suasana Sarapan Pagi

Suasana sarapan pagi Rombongan ziaroh pondok pesantren Nurul .

Beladiri Cimande

Santri Putra mengikuti latihan bela diri Cimande.

17 Agustus

Para santri berangkat guna melaksanakan Upacara Hari kemerdekaan.

Jumat, 17 Februari 2017

Kenapa mengeluarkan sperma mewajibkan mandi?


Mayoritas umat islam mengetahui hukum seputar sperma atau kadang disebut dengan air mani,didalam ilmu fiqih memang diharuskan seseorang yang mengeluarkan sperma untuk mensucikan hadas besarnya dengan melakukan mandi besar atau mandi junub,baik keluarnya sperma tersebut disebabkan mimpi basah atau bersenggama dengan istri atau bahkan karena onani (istimta’).
Padahal dalam ilmu fiqh juga di terangkan bahwa sperma atau air mani dihukumi suci ( tidak najis),hal ini sangat berbeda dengan urine atau air kencing yang najis, dari perbedaan hukum yang sangat jauh ini (najis dan suci) maka sering timbul pertanyaan, Kenapa bisa,seseorang yang mengeluarkan sesuatu yang suci (mani), malah di haruskan mandi, sedangkan ketika seseorang tersebut mengeluarkan najis (kencing), malah cukup dengan istinja (cebok) saja,dan ketika ingin menjadi suci cukup dengan berwudu saja?
Hal ini seperti dalil dari hadis yang diriwayatkan dari Abi said yang berbunyi :

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ اَلْخُدْرِيِّ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم
( اَلْمَاءُ مِنْ اَلْمَاءِ )  رَوَاهُ مُسْلِم وَأَصْلُهُ فِي اَلْبُخَارِيّ

“(Wajibnya mandi dengan) air,itu karena (keluar) air (mani)”
Juga seperti hadits yang diriwayatkan Ummu SalamahRA,


 جَاءَتْ أُمُّ سُلَيْمٍ امْرَأَةُ أَبِى طَلْحَةَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ ، إِنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَحْيِى مِنَ الْحَقِّ ، هَلْ عَلَى الْمَرْأَةِ مِنْ غُسْلٍ إِذَا هِىَ احْتَلَمَتْ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « نَعَمْ إِذَا رَأَتِ الْمَاءَ »

“Ummu Sulaim (istri dari Abu Tholhah) datang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu terhadap kebenaran. Apakah bagi wanita wajib mandi jika ia bermimpi (jimak/bersetubuh)?”?” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Ya, jika dia melihat air (mani).” (HR. Bukhari no. 282 dan Muslim no. 313 
Para  ulama imam fiqh, semua bersepakat bahwa dua hadist diatas merupakan dasar,diwajib kanya mandi bagi seseorang yang mengeluarkan sperma.
Untuk dasar atau dalil dari kesucian mani, ini berasal dari hadits rosullulloh saw,ketika beliau ditanya masalah mani yang mengenai pakaian, lalu beliaupun menerangkan dengan jawabanya : 


أنه سئل عن المني يصيب الثوب فقال: إنما هو بمنزلة المخاط أو البزاق، وقال: إنما يكفيك أن تمسحه بخرقة أو إذخرة

Nabi pernah ditanya tenang air mani, beliau bersabda : air mani itu seperi ingus atau air ludah. Cukup bagimu untuk menghilangkannya dengan kain.” (HR. Ad-Daruqutni)

Setelah mengetahui jika dalil-dalil diatas sangat gamblang menerangkan kesucian mani dan kewajiban mandi bagi seseorang yang mengeluarkanya, akan tetapi dari dalil-dalil diatas belum bisa menggambarkan tentang adanya hubungan sebab dan akibat (Sebab mengeluarkan  mani yang dihukumi suci mengakibatkan kewajiban mandi).
Memang, di antara para ulama ada yang menjelaskan ilat (alasan) diwajibkanya mandi bagi seseorang yang mengeluarkan mani,salah satunya seperti keterangan yang ada dalam Bidayatul Mujtahid yang ditulis oleh Syech Ibnu Rusyd, Beliau berpendapat diwajibkanya mandi ketika keluar mani disebabkan adanya kenikmatan dan kelezatan ketika keluarnya mani tersebut.Para Ulama yang berpendapat seperti ini mereka tidak mewajibkan mandi bagi seseorang yang mengeluarkan mani tanpa adanya rasa nikmat, seperti ketika seseorang yang tertidur sangat pulas,maka tidak diwajibkan untuk mandi.

Pendapat seperti yang telah disebutkan di atas, mungkin dapat di dijadikan alasan (ilat) mengenai alasan  proses diwajibkanya mandi, akan tetapi belum bisa memberi jawaban masalah yang pertama “Mengapa ketika seseorang yang mengeluarkan  barang yang suci diwajibkan mandi,sedangkan ketika mengeluarkan air kencing yang jelas-jelas najis,tidak diwajibkan mandi?”.

Seperti yang telah di terangkan dalam ilmu thib (Kedokteran) bahwa ketika seseorang mengeluarkan air mani,dalam sekali tumpahan mengandung 2000 000 000 (Dua milyar) benih kehidupan Spermatozoid. Sebab itu seseorang yang mengeluarkan ari mani sejatinya telah mengeluarkan energy sebanyak itu. Dan dampaknya, seseorang yang mengeluarkan air mani akan segera merasakan lemas serta berkurangnya tenaga,atas alasan tersebut seseorang yang mengeluarkan air mani tidak bisa dipulihkan energinya hanya dengan membasuh dzakar atau alat kelamin saja,Akan tetapi harus menggunakan cara membasahi tubuhnya secara merata terutama menggunakan aor hangat.

Oleh karena itu sebaiknya setelah mengeluarkan sperma segeralah mandi, Supaya tenaga dan tubuh kembali kuat. Ini sangat bertolak belakang dengan seseorang yang mengeluarkan air kencing,air kencing hanya mengandung kotoran dan najis yang di keluarkan dari dalam tubuh manusia,maka di berlakukan dengan hukum najis yaitu cukup membasuh alat keluarnya. Walaupun keduanya (Air mani dan air kencing) keluar dari alat dan lobang yang sama tetapi adalah matere yang sangat berbeda. Wallohu A’lam.

Selasa, 14 Februari 2017

Aula dan Ruang Sanitasi baru penunjang fasilitas kegiatan santri




Sabtu 4 februari 2017, PonPes Nurul Ihsan meresmikan fasilitas penunjang kegiatan baru. ditandai dengan pembacaan maulid dan khotmil quran oleh para santri, pembina pondok pesantren Nurul Ihsan ustadz abdul Wahid mengatakan "kegiatan ini sebagai bentuk syukur,  setelah sekian lama menunggu proses pembangunan",  aula yang dibangun dengan waktu yang relatif lama yang disebabkan berbagai faktor ini,  akhirnya bisa dinikmati oleh para santri, pembangunan yang hanya mengandalkan hasil syahriyah dan jariyah santri menghabiskan dana sekitar 200an juta dengan lama pembangunan sekitar 5 bulan.

Edy winoto,  ketua pengurus (lurah pondok)  sangat bersyukur atas diresmikanya aula tersebut. "tentu akan sangat membantu kegiatan santri, khususnya santri putri yang kerap kali menggunakan masjid untuk kegiatan khosnya" ungkapnya. sejatinya aula ini sudah cukup lama dielu elukan oleh keluarga besar PonPes,  namun mengingat dana yang minim pembangunan kurang berjalan mulus sehingga pembangunan aula sempat beberapa kali terbengkalai.

Antusiasme santri menyambut gedung baru juga diperlihatkan dengan secara begotong royong membersihkan lingkungan pondok. "tempat mengaji baru, semangat baru tentunya"  ungkap mustolah salah seorang santri putra.

"Alhamdulillah sekian lama kami nunut (numpang.red) mandi dan melasanakan kebutuhan MCK di kamar mandi putra karena renovasi ini, akhirnya kami mendapatkan tempat MCK yang bagus dan nyaman" sambut Nur halimah, ketua pengurus putri. kurang lebih 3 bulan memang pengurus PonPes mengambil kebijakan memberikan semntara tempat MCK putra kepada santri putri, dikarenakan tidak mempunyai cadangan selain kamar mandi darurat yang dibangun di depan masjid pondok.

Mudah-mudahan dengan diresmikanya aula dan ruang sanitasi baru sebagai penunjang kegiatan santri ini. dapat bermanfaat, menambah semangat belajar santri dan menjadikan PonPes Nurul Ihsan tetap konsisten mencetak santri dan santriwati yang Cerdas berahlaq dan berwawasan sesuai dengan misi PonPes.

selamat dan sukses
atas diresmikanya aula dan ruang sanitasi baru PonPes Nurul Ihsan.